Menyulap Kain Perca Jadi Bernilai Ekonomi

SISIBAIK.ID – Kegiatan memilah dan memilih sampah yang benar-benar dijalankan oleh warga Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Salah satunya oleh Kelompok Dawis Matahari yang mengolah bahan limbah sisa kain atau sering disebut kain perca, menjadi kerajinan berupa rangkaian bunga yang sangat cantik dan bernilai ekonomis tinggi.

Hal ini seperti yang Proposal Supriyati (39) yang akrab disapa Lies selaku pelopor pembuat daur ulang kain perca saat ditemui Tim Media Center, Selasa (29/9/2020).

“Pembuatan rangkaian bunga ini menggunakan bahan utama kain perca yang bahannya didapat dengan mudah dan murah harganya,” ungkapnya.

Kain perca berbentuk sedemikian rupa dengan bantuan kawat, jarum dan lem, sehingga bisa menjadi pemberi bunga. Dari modal Rp 10.000, Lies dan rekan-rekannya menjual hasil kerajinan rangkaian bunganya dengan harga berkisar Rp25.000.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian bungapun cukup 30 menit.

“Untuk satu rangkaian butuh waktu dari awal membuat sekitar 30 menit dengan modal awal Rp10.000 kita bisa jual Rp25.000, keuntungannya nanti selain kita masukan ke kas Dawis juga kita putar buat modal lagi,” terangnya.

Terkait dengan pemasaran, Kelompok Dawis Matahari masih melakukan penjualan dari pintu ke pintu atau menawarkan dari rumah ke rumah, juga hanya bisa dilakukan saat ada pasar minggu pagi di desanya.

Pembuatan rangkaian bunga ini dimulai sekitar 4 bulan lalu, berawal dari banyaknya kain perca yang selalu dibuang, juga untuk mengisi waktu luang dengan adanya pandemi Korona.

Lies juga mengajarkan ketrampilan pembuatan rangkaian bunga ini kepada kelompok Dawis lainnya di Desa Mondoretno. la berharap agar ketrampilan yang ditularkannya dapat menambah tahapan di desanya. (MC.TMG / Eknu; Ekape / toeb)