Kaltara Atasi Stunting dengan Padi Varietas Baru

SISIBAIK.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) berusaha mengatasi permasalahan asupan gizi atau stunting di seluruh wilayah Kaltara dengan memperkenalkan padi varietas Inpari Nutri Zinc melalui demonstration plot (Demplot), Senin (28/12) lalu di Jalan Sabanar Lama, Tanjung Selor.

“Karena provinsi kita ini mempunyai pravalensi stunting sebesar 26,25 persen pada 2019, maka DPKP Kaltara bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan berupaya berperan aktif melakukan upaya penurunan stunting dengan memperkenalkan padi varietas Inpari Nutri Zinc melalui demplot ini,” kata Kepala DPKP Kaltara, Wahyuni Nuzband, belum lama ini.

“Alhamdulillah, kami telah dilakukan panen bersama hasil demplot penanaman Inpari Nutri Zinc yang juga turut dihadiri perwakilan Dinas Pertanian Bulungan dan perwakilan BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Kalimantan Timur,” imbuhnya.

Demplot dengan luas sekitar 1 hektare ini berada di areal Kelompok Tani Tunas Karya, Kelurahan Tanjung Selor menggunakan sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) Jajar Legowo 3 banding 1 menggunakan benih label Ungu sebanyak 50 kilogram. “Alhamdulillah, dari hasil panen didapatkan perhitungan potensi sebesar 8,1 ton per hektare,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kekurangan gizi yaitu dengan fortifikasi bahan makanan, namun belum cukup menghentikan masalah yang ada. Sehingga, pada 2018, BPTP Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan International Rice Research Institute (IPPR) dan Harvest Plus melepas padi dengan dengan kandungan ZN tinggi dengan nama Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu upaya dalam mengatasi stunting.

Seperti yang diketahui, rasa nasi dari padi ini, tergolong pulen dengan bentuk ramping dan pengapuran yang rendah. “Tanamannya memiliki bentuk yang relatif tegak dengan posisi malai di tengah daun bendera, sehingga lebih terlindung dari serangan burung. Saya berharap benih ini dapat menyebar ke petani lainnya dan menjadi upaya yang baik untuk menurunkan tingkat prevalensi stunting di Provinsi Kaltara,” tutupnya.***