Bedug Tua di Indramayu ini Berusia Ratusan Tahun

SisiBaik.ID – Masjid Jami Sabilul Huda Desa benda Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu merupakan tempat ibadah umat muslim sangat nampak tidak ada berbeda dengan masjid lain. Di balik masjid itu, terdapat satu bedug tua.

Bedug sebuah benda yang menjadi penanda akan memasuki waktu shalat menjadi tradisi di Indonesia. Bedug yang berada di masjid tersebut diketahui berusia ratusan tahun.

Bahkan, oleh masyarakat sekitar, meyakini sebagai bedug tertua di Indramayu. Diperkirakan bedug terbuat pada 1112 Hijriah atau sekitar 1692 masehi.

Ada kisah unik di balik bedug bersejarah ini, salah satunya adalah permukaan kulitnya yang berlubang. Bahkan konon katanya, dulu ketika bedug ini ditabuh, suaranya bisa terdengar hingga ke Cirebon.

Salah satu pengurus masjid, Abdul Hamid (49), menyampaikan, ada kisah yang diceritakan secara turun temurun mengenai lubang di masjid ini.

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, bedug ini dibuat oleh Sunan Welang yang merupakan Murid dari Syekh Quro dengan menggunakan kayu sidaguri.

“Salah seorang pangeran dari Cirebon, mengirim utusan untuk meminjam bedug ini,” katanya.

Konon, suara bedug terdengar hingga ke Cirebon, membuat salah satu pangeran dari Cirebon pada saat itu mengutus utusannya ke Desa Benda untuk meminjam bedug tersebut selama satu atau dua hari jika diperbolehkan.

Mengetahui hal tersebut, warga Desa Benda pun menolak dengan halus permintaan tersebut. Alasannya, mereka enggan meminjamkan bedug karena bedug tersebut kondisinya berlubang.

“Sebenarnya bedugnya tidak bolong, cuma siasat masyarakat saja supaya tidak dipinjam,” ujar dia.

Sehari setelah kedatangan utusan dari Cirebon, masyarakat dikejutkan dengan kondisi kulit bedug yang tiba-tiba berlubang. Mereka pun tidak mengetahui mengapa bedug tersebut bisa bolong.

Hal tersebut jelas membuat masyarakat bertanya-tanya, dan mencoba menghubung-hubungkan dengan kedatangan utusan dari Cirebon tersebut.

Hingga membuat masyarakat mengganti kulit bedug tersebut dengan yang baru.

Namun anehnya, kulit baru bedug tersebut perlahan kembali berlubang. Menurut Hamid, kejadian aneh tersebut sudah terjadi berkali-kali.

Hingga akhirnya, bedug tersebut pun diganti dengan yang baru dan berukuran lebih besar. Bedug besar tersebut masih dipakai hingga sekarang. Sedangkan bedug yang lama tetap dibiarkan saja digantung.

“Saya sengaja melapisi dengan kain supaya tidak kena debu,” jelas dia.

Karena kisah tersebut, lanjutnya, banyak orang yang percaya jika bedug tersebut mempunyai khasiat. Terkadang, ada orang yang datang kemudian mengambil sedikit bagian bawah bedug karena diyakini mengandung obat.

Sampai saat ini, bedug bolong ini selalu dipajang di masjid, berdampingan dengan bedug baru yang berukuran lebih besar. Bedug ini pun menjelma menjadi ikon Masjid Jami Sabilul Huda.

“Karena itulah, bagian bawah bedug terlihat mengkilat karena hasil kerikan,” ujar dia.