Gedung Rektorat Unpad Berkonsep Desa Bambu

SisiBaik.ID – Siapa yang sudah pernah ke kampus Universitas Padjajaran (Unpad) di Jatinangor? Disana ada gedung unik berbentuk lingkaran yang ternyata difungsikan sebagai Gedung Rektorat Unpad.

Berbagai sebutan disematkan bagi gedung tersebut. Ada yang menyebutnya mirip koloseum tempat pertunjukan pertarungan gladiator masa silam di Roma, ada juga yang menyebutnya gedung kompor.

Bagian luar gedung rektorat Unpad memiliki selubung bangunan berwarna coklat muda dengan garis-garis putih horisontal. Gedung empat lantai dan satu basement ini memiliki luas 14 ribu meter persegi.

Perancangan gedung rektorat Universitas Padjajaran ditangani oleh arsitek Yogi Yogama Suhamdan dan rekannya pada 2009 silam. Konsepnya mengambil tema “Lembur Awi” yang berarti desa atau kampung bambu.

Arsitek Yogi menyebut bahwa bentuk lingkaran di bagian atap bangunan terinspirasi dari bentuk simpai nyere atau cincin pengikat sapu lidi, seperti dikutip dari penelitian Purnama Salura dan Bachtiar Fauzy dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Parahyangan.

Simpai nyere pada gedung ini melambangkan kebersamaan dan persatuan. Simpai nyere berfungsi untuk menyatukan setiap helai lidi menjadi kesatuan untuk dalam bentuk sapu lidi.

Fungsi penyatuan ini dinilai Yogi serupa dengan fungsi gedung rektorat yang merupakan pemersatu fakultas-fakultas di kampus Unpad. Di samping itu, nilai kebersamaan sangat erat dengan kultur masyarakat Sunda yang senang berkumpul.

Bentuk lingkaran ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan bentuk lahan kampus yang konsentrik atau berbentuk lingkaran.

Yogi juga menggunakan bentuk lingkaran karena fasad bangunan jadi seragam di semua sisi. Jadi, tidak ada sisi belakang pada bangunan.

Seperti nama konsepnya, “Lembur Awi” yang artinya desa atau kampung bambu, bentuk batang bambu yang berongga juga diterapkan ke bangunan. Rongga di lingkaran dalam gedung berfungsi jadi ruang terbuka berbentuk taman.

Dalam perancangan bentuk bangunan, Yogi mengambil unsur keseharian masyarakat Sunda yang kerap menggunakan bambu untuk material bangunan dan alat rumah.

Konsep Gedung Rektorat Unpad Jatinangor juga ia hubungkan dengan penggunaaan kata bulat dalam peribahasa dan ungkapan di naskah kuno Sunda.

Salah satu contohnya adalah “niat kudu buleud” yang berarti niat harus bulat. Ungkapan ini mewakili rektorat yang sifatnya mengatur sebuah universitas, sehingga wajib berkeinginan kuat dan niat yang bulat.

Dalam perancangan Gedung Rektorat Unpad yang unik, Yogi mengambil pendekatan sarupaning dan waas. Pendekatan ini menurut Yogi menekankan pada eksplorasi bambu sebagai elemen lanskap dan pembangunan suasana lewat elemen setempat. Dengan begitu, gedung rektorat berdiri menjadi pembeda yang unik dan spesifik.

Rancangan Gedung Rektorat Unpad juga mengadaptasi prinsip bentuk arsitektur Sunda, yaitu imah atau rumah panggung. Konsep rumah panggung diterapkan dengan mengangkat lantai dasar bangunan.

Di samping mendukung penghawaan alami di bangunan, konsep ini juga mempertimbangkan lokasi gedung yang terletak di lembah dan rawan tergenang air.

Dinding krawang di gedung rektorat Universitas Padjajaran juga memakai panel bermotif kujang untuk mengalirkan udara lewat rongga-rongganya. Kujang merupakan senjata khas masyakat Sunda. Elemen gambar kujang juga ada di logo Unpad juga.